Selamat Datang!

Terimakasih Anda telah mengunjungi Blog sederhana ini. Jangan lupa, beri komentar....

Kamis, 09 Juni 2011

KH. Rahmat Abdullah: "Aku Rindu Zaman......"


Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah keperluan,

bukan sekedar sambilan apalagi hiburan …


Aku rindu zaman ketika mambina adalah kewajiban

bukan pilihan apalagi beban dan paksaan …


Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan,

bukan sekedar pelangkap pengisi program yang dipaksakan …


Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan,

bukan keraguan apalagi kecurigaan …

Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan,

bukan tuntutan, hujatan dan obyekan….


Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan

bukan su’udzon atau menjatuhkan …


Aku rindu zaman ketika kita semua

memberikan segalanya untuk da’wah ini …


Aku Rindu zaman ketika nasyid ghuroba

manjadi lagu kebangsaan…


Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan

dan terlambat adalah kelalaian …


Aku rindu zaman ketika malam gerimis

pergi ke puncak mengisi dauroh

dengan ongkos yang cukup2

dan peta tak jelas …


Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah

benar-benar berjalan kaki 2 jam

di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah …


Aku rindu zaman ketika pergi liqo

selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan

dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan …


Aku rindu zaman ketika binaan menangis

karena tak bisa hadir di liqo …


Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk

untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya …


Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah

berangkat liqo dengan wang belanja esok hari untuk keluarganya …


Aku rindu zaman ketika seorang murobbi

sakit dan harus dirawat,

para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya …


Aku rindu zaman itu …

Ya Rabb …

Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami …

Ya Rabb …

Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini …

:::::

alangkah indahnya bicara ini.

Minggu, 22 Mei 2011

Ribuan Massa Sambut Bupati Sa’duddin

Antusiasme warga Tambelang sepertinya sudah tidak terbendung lagi. Lebih dari 1500 massa menyemut di kompleks Umar bin Khattab Islamic Boarding School (selanjutnya disebut Pesantren) Pulomurub Desa Sukawijaya Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi, pada Jumat (29/4). Lokasi dimana orang nomor satu di Kabupaten Bekasi itu melakukan kunjungan kerja. Meski warga sempat kelelahan karena lebih dari 2 jam menunggu, akhirnya sekitar pukul 10 pagi panitia mengumumkan bahwa Bupati sudah mendekati lokasi. Kontan saja, warga yang didominasi ibu-ibu, pelajar dan anak-anak ini mulai merangsek ke arah jalan masuk, sehingga pihak keamanan sempat kewalahan. Setelah diberi arahan sedemikian rupa, warga mulai membentuk pagar memanjang, memberi kesempatan Bupati melintas.

Dengan diiringi Grup Drumband siswa MA Alhidayah Pulomurub, pria yang ramah senyum ini menyalami satu per satu warga yang sejak pagi menanti kedatangannya. “Akhirnya datang juga” celetuk salah seorang warga, sebut saja Kang Uji. “Kita mah pengen selaman karo Bupati. Sing endi sih uwonge (Saya ingin jabat tangan dengan Bupati. Yang mana sih orangnya_red)?” sambut Ibu Sababah, seorang warga sekitar pesantren. Tanpa ampun, warga “mengepung” pria asli Gabus ini. Sehingga beliau sempat tertahan hampir setengah jam di pintu masuk menuju panggung.

Bupati Sa’duddin didampingi istri dan seluruh jajaran Muspida. Di antara undangan yang hadir adalah KH. Najiyullah, Lc (Pembina Pesantren), KH. Hidayatullah (Pengasuh Pesantren), Moh. Nuh, Lc (Ketua DPD PKS Bekasi), Camat Tambelang dan jajarannya yang juga bertindak sebagai panitia pengarah, Kapolsek Tambelang AKP. Bowo Lesmono, tokoh masyarakat dan pemuda, majlis taklim, ormas, LSM dan pelajar. Di bagian sudut yang lain, tampak beberapa stan Indofood sebagai pihak sponsor acara. Bazar pun digelar. Tidak sedikit warga mengerumuni tenda-tenda bazar yang ikut menyemarakkan acara ini.

Kunjungan yang bertajuk “Temu Silaturrahim Umaro, Ulama, Tokoh Masyarakat dan Pemuda” ini melalui beberapa rangkaian acara. Setelah pembacaan tilawah, Pengasuh Pesantren diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan selaku tuan rumah. Beliau mewakili warga Tambelang berterimakasih dan bangga atas kunjungan Bupati. Diselingi canda ringan, Alumni Gontor ini mengakui bahwa pembangunan di Tambelang, baik infrastruktur seperti jalan, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sudah dirasakan dan dinikmati warga. “Selama kepemimpinan Bupati Sa’duddin, ada tapaknya. Malah sudah banyak, meskipun masih terdapat kekurangan”, ungkapnya. Hal senada disampaikan beberapa perwakilan warga pada sesi dialog interaktif. Bantuan sosial berupa pemberdayaan ekonomi, bantuan kematian, tunjangan Imam dan marbot masjid, sempat disinggung pada sesi ini. Di sisi lain, warga berharap agar Bupati mampu berbuat lebih banyak lagi dalam penyelesaian masalah konkrit yang dirasakan warga seperti minimnya Tempat Pemakaman Umum (TPU), menuntaskan perbaikan jalan, bantuan sarana ibadah, pemberdayaan wanita sampai masalah tunjangan guru honorer.

Ya, curhat warga disimak dengan baik oleh Bupati, sekaligus memberikan arahan dan jalan kerluar terbaik untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pembangunan di masa yang akan datang. Pada kesempatan tersebut Bupati menyantuni 100 anak yatim dan pemberian bantuan kematian bagi 36 ahli waris. Dan sebagai penghormatan terhadap jasa para ulama terdahulu, Bupati berziarah ke makam KH. Nawawi Al-Marzuki, Pendiri Pondok Pesantren Alhidayah (salah satu pesantren tertua di Kabupaten Bekasi). Tidak tanggung-tanggung, beliau juga didaulat menjadi Khatib pada shalat Jumat di Masjid Jami Manbail Iman Pulomurub.

Di sesi akhir kunjungan kerja, Bupati Bekasi menyempatkan diri untuk turun langsung ke lapangan, meninjau lokasi yang perlu segera diberikan penanganan, seperti kondisi jalan yang rusak, termasuk menjenguk warga yang sakit sekaligus memberi bantuan langsung. Ya, warga Tambelang mengakui bahwa selama ini Bupati Bekasi bekerja dan terus bekerja untuk menuntaskan pembangunan, meskipun harus mengurangi tidur malamnya. Tidak berlebihan jika KH. Hidayatullah sempat berseloroh agar warga Tambelang mendukung kembali jika Sa’duddin diberi amanah untuk memimpin Kabupaten Bekasi. Allahu Akbar!